Innovation is the only way to win - Steve Jobs
Apa hal yang pertama kali terbersit ketika mendengar kata “inovasi”?
Mobil Terbang? Roket? atau produk technology breakthrough lainnya?
Contoh diatas tidak salah, karena sejatinya Inovasi berarti proses atau hasil pengembangan yang bertujuan untuk memperbaiki produk, proses atau sistem yang baru. Tapi sebelum jauh-jauh memikirkan mobil terbang atau roket, alangkah lebih baik kita cari tahu inovasi-inovasi di sekitar kita yang pelan tapi pasti akan membuat perubahan kedepannya.
Senin, 13 Desember 2021 yang lalu saya berkesempatan untuk melihat langsung beberapa inovasi yang ada di Politeknik Negeri Jember, perguruan tinggi yang baru saja merayakan dies natalis ke-33 ini menyimpan banyak sekali inovasi, beberapa diantaranya adalah dengan adanya Teaching Factory (TeFa) dan Teknologi Terapan.
Teaching Factory
Sebagai perguruan tinggi yang menjalankan pendidikan vokasional, Politeknik Negeri Jember membentuk Teaching Factory sebagai salah satu sarana unggulannya. Menariknya, TeFa memiliki konsep pembelajaran vokasi berbasis produksi atau jasa yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di industri. Itu artinya, mahasiswa bisa benar-benar belajar proses produksi seperti yang diterapkan di industri tersebut.
Sampai saat ini, Politeknik Negeri Jember sudah memiliki total 22 Teaching Factory, pada kegiatan Campus Visit 2021 ini, saya berkesempatan untuk mengunjungi 2 Tefa, yaitu Tefa Close House and Hatchery dan Tefa Minuman Kemasan Air Mineral SIP.
Teaching Factory Close House and Hatchery
TeFa Close House & Hatchery terdiri dari 3 bangunan yang memiliki fungsinya masing-masing. Yang pertama adalah kandang ayam dengan konsep tertutup (Close House) yang bisa menjamin keamanan karena tidak ada kontak dengan organisme lain.
Dipandu oleh Bapak Budi Prasetyo. SPt. MP dan beberapa mahasiswa prodi Manajemen Bisnis Unggas, saya dan peserta campus visit lainnya diajak untuk memahami proses untuk membuat ayam lokal unggul khas Polije.
Kegiatan produksi ayam lokal unggul Polije dimulai dari proses perkawinan, tahap ini dilakukan secara alami dengan menempatkan ayam jantan dan betina di dalam kandang, dengan perbandingan 1 jantan dengan 7-9 betina.
Proses penyilangan ayam lokal unggul dengan ayam ras ini diharapkan bisa menciptakan strain / varian baru, dengan konsumsi pakan yang lebih efisien dan cita rasa yang tidak dimiliki oleh ayam ras / broiler.
Selesai dari kandang ayam, peserta Campus Visit bergeser ke unit selanjutnya yaitu unit penetasan telur, disini telur-telur yang sudah dipanen akan diseleksi dengan 4 kriteria, yaitu : Ukuran, warna, bentuk, kebersihan. Telur yang layak tetas selanjutnya akan distrelisisasi dan dimasukkan ke mesin inkubator (setter) selama 18 hari. Proses ini menggantikan peran ayam betina dalam mengerami telur.
Tahap terakhir adalah proses penetasan ayam, dari mesin inkubator, telur dipindah ke mesin tetas (hatcher), setelah menetas, anak ayam yang baru lahir (days old chick) akan diseleksi kembali untuk menentukan kelayakannya.
Bangunan terakhir dari TeFa Close House & Hatchery adalah kandang broiler, selain menjadi tempat pemeliharaan / budidaya, lokasi ini juga menjadi tempat penelitian mahasiswa. Ayam dikelompokkan sesuai dengan warna dasarnya (hitam, coklat, putih), untuk diteliti apakah ada korelasinya dengan tingkat pertumbuhan dan efisiensi makanan.
Teaching Factory Air Mineral SIP
“Keren ya polije, punya air mineral produksi sendiri”.
Itulah kata yang pertama kali saya ucapkan ketika mengunjungi Teaching Factory ini.
Masih berada di dalam area kampus, tempat produksi air mineral ini dibagi menjadi 3 sektor yaitu : penampungan air, ruangan penyaringan dan pengemasan. Prosesnya sendiri dimulai dari pengambilan air dari sumber yang diangkut menggunakan mobil tangki, kemudian ditempatkan di tandon.
Untuk menghasilkan air mineral yang murni, dilakukan penyaringan menggunakan pasir mangan (Manganeese) dan karbon aktif, selanjutnya air ditambahkan dengan oksigen dan ozon untuk menambahkan kesegaran dan manfaatnya.
Saat ini, air mineral SIP masih didistribusikan secara internal, misalnya saat wisuda atau kegiatan lainnya di Polije. (beruntung banget kan jadi mahasiswa polije, bisa menikmati air mineral SIP tiap ada acara kampus).
Teknologi Terapan Mobil & Motor Listrik
Destinasi ketiga dari kegiatan Campus Visit Polije 2021 adalah Gedung Jurusan Teknik, di halaman depan sudah ada 3 kendaraan listrik yang sudah siap dicoba, yaitu : Motor Listrik, Mobil Listrik khusus visitor (mobil golf) dan mobil listrik dalam bentuk gokart. Ketiganya merupakan hasil karya mahasiswa jurusan Teknik yang termasuk dalam Teknologi Terapan Mobil & Motor Listrik Politeknik Negeri Jember.
Pertanyaan orang awam seperti saya ketika melihat kendaraan listrik adalah :
- Berapa lama proses pengisian dayanya?
- Bagaimana kecepatannya?
- Apakah benar lebih efisien dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil?
Berdasarkan jawaban dari teman-teman mahasiswa jurusan teknik, lama proses pengisian tergantung kapasitas daya kendaraan dan kecepatan charger yang digunakan, mobil golf dengan kapasitas 5.000 watt bisa memakan waktu pengisian daya 6-7 jam, sedangkan motor listrik berdaya 1.000 watt hanya memakan waktu 2-3 jam saja. Untuk kecepatannya bisa diatur dari mode low, medium hingga high.
Dengan semakin pesatnya pengembangan mobil listrik dunia, semoga dengan munculnya karya kendaraan dari listrik dari Polije ini bisa memacu perkembangan mobil listrik tanah air.
Teknologi Terapan Panel Surya
Setelah kendaraan listrik, inovasi lain yang sedang dikembangkan di Polije selanjutnya adalah penerapan panel surya/solar cell, lokasinya masih berada di Gedung Teknik, tepatnya di area rooftop.
Pernah mikir gak? Indonesia berada di daerah khatulistiwa, itu berarti kawasan ini bisa mendapatkan sinar matahari yang melimpah hampir sepanjang tahun, bayangkan jika energi tersebut bisa dikelola kemudian digunakan sebagai alternatif penggunaan energi baru?

Instalasi solar panel di rooftop Gedung Teknik Polije ini berjumlah 28 keping, dengan ukuran daya tiap keping sebesar 360 watt, dengan total keseluruhan mencapai 10.800 watt. Infrastruktur ini menjadi sarana praktek mahasiswa jurusan Teknik Energi Terbarukan (TET).
Itu dia rangkuman pengalaman saya dalam acara Campus Visit Polije 2021, dengan adanya Teaching Factory dan Teknologi Terapan, Politeknik Negeri Jember terus berupaya untuk melahirkan inovasi-inovasinya, selaras dengan jargon SIP (Smart, Innovative dan Professional).
Salam Polije SIPPP!!!