Wednesday, November 10, 2021

Perjalanan Menelusuri Goa Jepang di Pantai Bandealit Jember


Pantai Bandealit tidak hanya menyajikan pemandangan laut yang menakjubkan, tapi juga sudut wisata sejarah yang belum banyak dijelajahi, salah satunya adalah Goa Jepang yang terletak di salah satu bukit di pesisir Pantai Bandealit. Goa ini sejatinya adalah bunker yang dijadikan tempat persembunyian prajurit jepang puluhan tahun silam.


Agustus 2021 lalu saya berkesempatan untuk menjelajahi pantai yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri ini, tepatnya di Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Jember, Jawa Timur. Butuh perjuangan yang cukup ekstra untuk menuju tempat wisata ini, selain jaraknya yang jauh, medan yang ditempuh juga cukup berat. Butuh waktu sekitar 2.5 sampai dengan 3 jam untuk menempuh jarak 64km dari kota Jember.


Perjalanan membelah bukit dan menelusuri hutan dibayar tuntas dengan pemandangan yang menawan, sesampainya di lokasi saya ditakjubkan dengan suasana Pantai Bandealit yang asri dan alami. Indahnya panorama Bandealit berpadu dengan deburan ombak dan udaranya yang segar. Tidak hanya menyajikan pantai, di pesisirnya juga kita bisa melihat muara, hutan mangrove dan perbukitan yang luas.


Pesona muara timur Pantai Bandealit

Dibalik keindahan alam yang menakjubkan, Pantai Bandealit ternyata juga pernah menjadi saksi bisu dari aksi penjajahan Jepang di Indonesia, sekitar 2km dari camping ground Pantai Bandealit, terdapat bunker yang dipercaya merupakan tempat pertahanan prajurit jepang di masa penjajahan.


Menelusuri pesisir Pantai Bandealit menuju Goa Jepang


Perjalanan untuk mengunjungi Goa Jepang di Pantai Bandealit lumayan menguras tenaga, setelah menelusuri pesisir pantai kurang lebih 2km, saya harus melakukan pendakian di salah satu bukit, dengan akses rute yang mendaki dan tertutup ranting dan tumbuhan. Menurut petugas, sudah sangat jarang pengunjung yang mendaki bukit ini, hingga akhirnya harus membuat akses jalan baru atau istilahnya “babat alas”. Dalam perjalanan saya masih bisa mendengar suara burung dan kera bersautan, menunjukkan bahwa kawasan ini masih dihuni oleh berbagai satwa liar.


Bunker Jepang di Pantai Bandealit Jember

Jam tangan menunjukkan pukul 07.56 ketika saya sampai tempat yang dituju, di depan saya terdapat sebuah bangunan berbentuk pillbox dengan tulisan Goa Jepang. Hanya terdapat satu akses pintu masuk yang mengaruskan saya loncat ke area dalam yang lebih rendah. Masuk ke dalam bangunan, hanya ada ruang kosong yang mungkin bisa menampung 30-40 orang. Dari pintu bungker saya bisa melihat lautan yang luas, sepertinya memang ini tujuan Jepang membangun bunker di lokasi ini, untuk mengawasi lalu lintas laut selatan Indonesia.


Di ketinggian 200 meter di atas permukaan laut, bunker ini pernah menjadi saksi bisu dari upaya jepang dalam menjajah Indonesia, adalah tugas kita untuk menjaga agar peninggalan dari peristiwa kelam ini sebagai pembelajaran untuk terus menjaga kemerdekaan Indonesia, salah satunya dengan mencintai keindahan alam dan keberagaman budaya di dalamnya.



Artikel Terkait